Pages

Sejarah Masuknya Bangsa Tionghoa


·         
    • Zheng He / Sampoo Kong / Sam Poo Thay / Dam Pu Hawang atau yang kita kenal dengan nama Laksamana agung Cheng Ho diutus oleh kaisar Yunglo yang merupakan kaisar dinasti ming pada Tahun 1405 untuk berlayar ke asia tenggara dan asia selatan sampai ke pantai timur afrika.
      Cheng Ho sendiri berasal dari suku bangsa Hui di provinsi Yunnan. Ia adalah seorang penjelajah, penakluk, diplomat, serta pedagang. Perjalanan yang ia lakukan lebih merupakan goodwill mission dan dakwah. Ia memulai pelayaran pertamanya dengan membawa 62 kapal junk ( kapal besar ) yang membawa ribuan awak kapal dengan tujuan samudera pasai, Lambri ( Aceh Raya ) dan Palembang. Sebagian besar daerah yang pernah disinggahi oleh Cheng Ho menjadi pusat perdagangan. Pada setiap tempat persinggahannya, Cheng Ho menybarkan kebudayaan, karya seni, serta agama. Cheng Ho adalah seorang muslim dan ia dapat hidup rukun dengan anak buah kapalnya yang terdiri dari berbagai penganut agama seperti islam, taoisme, buddhinisme, konfusianisme.
      Pada perjalanannya yang ke tujuh, Cina menjadi kekuatan angkatan laut yang tak tertandingi sehingga pada saat itu, banyak rakyat Tionghoa yang bermigrasi ke luar negeri termasuk ke Indonesia. Kebanyakan dari imigran tersebut adalah pedagang kecil, seniman, pekerja keras di persawahan, dan buruh. Imigran – imigran ini disebut tionghoa perantauan
      ( Huaqiou ). Pada tahun 1900 – 1930, migrasi orang tionghoa ke asia tenggara berkembang pesat hingga 50 – 60 %.

      Menurut Danandjaja (2007 : 47) Beberapa anak buah Ceng Ho memutuskan untuk tinggal dan menetap di wilayah Indonesia. Mereka membuka lahan pertanian, berniaga, membangun rumah, dan menikah dengan penduduk setempat.
      Lambat laun, orang – orangtionghoa perantauan mulai mengganti nama mereka menjadi nama pribumi, menikah dengan warga pribumi, dan berbaur dengan berbagai suku di Indonesia. Banyak orang – orang Tionghoa perantauan yang sukses berbisnis di Indonesia sehingga semakin banyak orang – orang cina yang bermigrasi ke Indonesia. Apalagi sebagian besar orang Tionghoa perantauan memiliki guanxi ( koneksi ) dengan kerabatnya di cina sehingga,bmemperbesar daya tarik orang – orang cina untuk bermigrasi ke Indonesia.


      Menurut zien ( 200 : 56 – 58 ) Pada tahun 1500 – 1900 di Banten, orang Tionghoa perantauan bahkan ada yang sampai menduduki jabatan resmi kerajaan dalam urusan administrasi, pemegang pembukuan pembendaharaan, tukang timbang, dan juru bahasa. Para pedagang Tionghoa juga memiliki peran yang besar dalam mengembangkan kota – kota serta pelabuhan seperti di Banten, Aceh, dan Palembang. Oleh orang – orang belanda, kaum tionghoa digolongkan sebagai ‘timur asing’ yang memiliki beberapa keleluasaan seperti dikelompokan dalam enchave ( daerah kolong ), pemukiman yang biasa kita sebut dengan pecinan. Orang Tionghoa perantauan memiliki populasi lebih dari 55 juta orang pada tahun 1991.
      Pada awal orde baru, perkumpulan masyarakat tionghoa tumbuh dengan leluasa. Keleluasaan ini mulai dianggap buruk dan dianggap sebagai diskriminasi oleh masyarakat pribumi. Mereka beranggapan bahwa orang – orang Tionghoa diberi hak khusus dan diistimewakan dalam hal berbisnis oleh presiden maupun pejabat Negara. Pada masa itu, masyarakat Tionghoa mulai dijadikan kambing hitam dan diperlakukan buruk hingga mencapai puncaknya pada bulan mei 1998 di Jakarta dan beberapa kota di jawa.saat itu terjadi penjarahan, pembakaran rumah dan toko, pemerkosaan, penganiayaan terhadap warga tionghoa, bahkan pembunuhan.
      Pada masa ini di Jawa dikenal istilah:
      Totok yang merupakan istilah untuk memanggil orang Tionghoa yang baru masuk ke Indonesia atau orang tuanya baru masuk ke Indonesia. Dan belum lama tinggal di Indonesia
      Baba yaitu istilah yang dipakai untuk memanggil orang Tionghoa yang telah lama, turun temurun tinggal di Indonesia.
      Di era reformasi, terlihat sejumlah usaha Presiden B .J. Habibie untuk merangkul minoritas cina. Antara lain dengan digunakannya kata ' Suku Tionghoa ' untuk menyebut warga negara Indonesia keturunan cina; kode KTP( kartu tanda penduduk ) berupa inisial K - 1 dihapuskan.

0 komentar:

Posting Komentar